Pengertian Dan Jumlah Rakaat Sholat Sunnah Rawatib Yang shahih

Pengertian dan Jumlah Rakaat Sholat Sunnah Rawatib - Shalat rawatib adalah merupakan salah satu sholat sunat yang di lasanakan sebelum atau sesudah sholat pardhu/wajib, karena arti dari pada rawatib itu adalah mengikuti, artinya sholat yang mengikuti pada sholat wajib baik sebelumnya atau kata lain qabliyah dan sesudahnya dengan kata ba'diyah.

Kalau di umpamakan shalat fardlu adalah modal poko dari Alloh SWT sedangkan sholat sunnah adalah merupakan keuntungannya, oleh karena itu kalau kita usaha dengan menggolangkan modal yang pertama kita perhitungkan adalah keuntungannya, begitu pula kita dalam melaksanakan segala kewajiban dari Alloh SWT harus betul-betul mencari keuntungannya yaitu dengan rajin melaksanakan amalan-amalan yang hukumnya sunnah.

Coba kita perhatiakn setiap Alloh SWT mewajibkan sesuatu kepada hambanya itu sudah pasti diikuti dengan amalan-amalan sunnah ini merupakan kasih sayangnya Alloh kepada hambanya.Nah disini Saya akan membahas tentang macam-macam dan waktu pelaksanaan sholat rawatib Shalat Witir, Sholat Dhuha, Sholat Tahiyyatul Masjid, Sholat Istikharah, Sholat Sunnah Syukur Wudlu, Sholat Sunnah Awwabin, Sholat Sunnah Mutlaq.

Pengertian Dan Jumlah Rakaat Sholat Sunnah Rawatib

1. Macam-macam Shalat Sunnah.

Shalat sunnah terdiri dari dua bagian, yaitu shalat yang dilaksanakannya secara berjama'ah dan shalat sunnah yang dilaksanakannya secara tidak berjama'ah.

a. Shalat Sunnah Yang Dilaksanakan Dengan Berjama'ah.

1) Shalat dua hari raya; 'Idul Fitri dan 'Idul Adlha
2) Shalat Gerhana
3) Shalat Istisqa
4) Shalat Tarawih

b. Shalat Sunnah Ynag Dilaksanakan Tidak Berjama'ah.

1) Shalat Sunnah Rawatib

a. Muakkad (sangat dianjurkan), terdiri dari:
1. 2 rakaat sebelum dan sesudah Zhuhur
2. 2 rakaat setelah Magrib
3. 2 rakaat setelah 'Isya
4. 2 rakaat sebelum Shubuh

b. Ghair Muakkad (dianjurkan, terdiri dari:
1. 2 rakaat sebelum dan sessudah Zhuhur
2. 4 rakaat sebelum Ashar
3. 2 rakaat sebelum Magrib
4. 2 rakaat sebelum'Isya

2) Shalat Sunnah Selain Shalat Sunnah Rawatib.
1. Shalat Witir
2. Shalat Dhuha
3. Shalat Tahiyyatul Masjid
4. Shalat Istikharah
5. Shalat Sunnah Syukur Wudlu
6. Shalat Sunnah Awwabin
7. Shalat Sunnah Mutlaq.

Adapun tata cara pelaksanaan shalat sunnah, secara umum sama saja dengan cara shalat fardlu, mencakup rukun dan syarat-syartnya. Hanya saja, dalam hal-hal yang khusus ada perbedaan dengan shalat fardlu.

2. Membiasakan Shalat-shalat Sunnah
Membiasakan shalat sunnah adalah termasuk bagian dari menteladani akhlaq Rosululloh SAW dalam hal ibadah, apalagi shalat sunnah mu'akkad, yaitu shalat sunnah yang sangat di anjurkan dan Rosululloh SAW pun tidak pernah meninggalkannya.Juga membiasakan shalat sunnah adalah mendidik orang-orang untuk tidak berani meninggalkan shalat wajib, karena orang yang meremehkan shalat sunnah, akan membawa orang tersebut berani meremehkan shalat wajib.

Disamping itu, manfaat lain dari membiasakan shalat sunnah mendidik orang-orang supaya menjadi manusia yang selalu menganggap berharga segala sesuatu yang dianggap hina dan kecil oleh orang lain. Mulailah dari sekarang untuk membiasakan shalat sunnah agar nilai pahala ibadah kita terus bertambah.

B. Ketentuan Shalat Rawatib
1. Pengertian Shalat Sunnah Rawatib.
Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang mengiringi shalat fardlu lima waktu, baik dikerjakan sebelum atau sesudahnya. Shalat sunnah rawatib yang dikerjakannya sebelum shalat fardlu di sebut shalat sunnah qabliyah, sedangkan shalat sunnah rawatib yang dikerjakan sesudah shalat fardlu disebut shalat sunnah ba'diyah. Shalat sunnah rawatib terbagi dua, yaitu sunnah mu'akkad dan sunnah ghair mu'akkad.

Shalat sunnah rawatib mu'akkad adalah shalat sunnah rawatib yang sangat dianjurkan dan Nabi pun tidak pernah meninggalkanna. Ada pun shalat sunnah rawatib ghair mu'akkad, yaitu shalat sunnah rawatib yang dianjurkan tapi tidak sekuat sunnah mu'akkad, dan Nabi pun pernah meninggalkannya.

Shalat sunnah rawatib mu'akkad , terdiri dari:
a. 2 rakaat sebelum dan sesudah Zhuhur
b. 2 rakaat setelah magrib
c. 2 rakaat setelah 'Isya
d. 2 rakaat sebelum Shubuh

Berkaitan dengan shalat sunnah rawatib muakkad ini, ada sebuah hadis Nabi Saw. yang perlu untuk kita perhatikan, sebagai berikut:

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرْ قَالَ حَفِظْتُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ وَ رَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الظُّهْرِ وَ رَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَ رَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْغَداَةِ (رواه البخاري و مسلم).

Dari Abdullah bin Umar, ia berkata, “Saya ingat (hafal) dari Rasulullah Saw. dua rakaat sebelum zhuhur, dua rakaat sesudah zhuhur, dua rakaat sesudah maghrib, dua rakaat sesudah isya, dan dua rakaat sebelum subuh.” (HR Bukhari dan Muslim)

Adapun shalat sunnah rawatib ghairu muakkad, terdiri dari:
a. 2 rakaat sebelumdan sesudah Zhuhur
b. 4 raka'at sebelum Asyar
c. 2 raka'at sebelum Magrib
d. 2 rakaat sebelum 'Isya.

2. Waktu Pelaksanaan Shalat Sunnah Rawatib.

Shalat sunnah rawatib dilaksanakan pada waktu setelah masuk shalat wajib dan dikerjakan dua raka'at salam, adapun cara pelaksanaannya, sebagai berikut:

a. Shalat sunah rawatib qabliyyah, dikerjakan pada waktu telah masuk shalat wajib tetapi belum melaksanakan shalat wajib.

b. Shalat sunnah rawatib da'diyyah, dikerjakan setelah selesai shalat wajib tetapi waktu shalat wajib belum habis.

3. Membiasakan Shalat Sunnah Rawatib.

Shalat fardlu yang sering kali dikerjakan tidak sempurna, seperti tidak khusyu ketika melaksanakannya. Hal ini perlu kita sempurnakan dengan melaksanakan shalat sunnah yang mengiringi shalat fardlu tersebut, yang dinamakan dengan shalat sunnah rawatib. Karena shalat sunnah rawatib memiliki sebagai penyempurna shalat Fardlu.

Seseorang dalam shalat lima waktunya seringkali mendapatkan kekurangan di sana-sini sebagaimana diisyaratkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إِنَّ الرَّجُلَ لَيَنْصَرِفُ وَمَا كُتِبَ لَهُ إِلاَّ عُشْرُ صَلاَتِهِ تُسْعُهَا ثُمُنُهَا سُبُعُهَا سُدُسُهَا خُمُسُهَا رُبُعُهَا ثُلُثُهَا نِصْفُهَا

“Sesungguhnya seseorang ketika selesai dari shalatnya hanya tercatat baginya sepersepuluh, sepersembilan,seperdelapan, sepertujuh, seperenam, seperlima, seperempat, sepertiga, separuh dari shalatnya.”

Untuk menutup kekurangan ini, disyari’atkanlah shalat sunnah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ أَعْمَالِهِمُ الصَّلاَةُ قَالَ يَقُولُ رَبُّنَا جَلَّ وَعَزَّ لِمَلاَئِكَتِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ انْظُرُوا فِى صَلاَةِ عَبْدِى أَتَمَّهَا أَمْ نَقَصَهَا فَإِنْ كَانَتْ تَامَّةً كُتِبَتْ لَهُ تَامَّةً وَإِنْ كَانَ انْتَقَصَ مِنْهَا شَيْئًا قَالَ انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِى مِنْ تَطَوُّعٍ فَإِنْ كَانَ لَهُ تَطَوُّعٌ قَالَ أَتِمُّوا لِعَبْدِى فَرِيضَتَهُ مِنْ تَطَوُّعِهِ ثُمَّ تُؤْخَذُ الأَعْمَالُ عَلَى ذَاكُمْ

“Sesungguhnya amalan yang pertama kali akan diperhitungkan dari manusia pada hari kiamat dari amalan-amalan mereka adalah shalat. Kemudian Allah Ta’ala mengatakan pada malaikatnya dan Dia lebih Mengetahui segala sesuatu, “Lihatlah kalian pada shalat hamba-Ku, apakah sempurna ataukah memiliki kekurangan? Jika shalatnya sempurna, maka akan dicatat baginya pahala yang sempurna. Namun, jika shalatnya terdapat beberapa kekurangan, maka lihatlah kalian apakah hamba-Ku memiliki amalan shalat sunnah? Jika ia memiliki shalat sunnah, maka sempurnakanlah pahala bagi hamba-Ku dikarenakan shalat sunnah yang ia lakukan. Kemudian amalan-amalan lainnya hampir sama seperti itu.

Disamping sebagai penyempurna, didalam shalat sunnah rawatib terkandung pahala yang besar, diantaranya:

a. Mendapat kasih sayang Alloh SWT. Rosululloh SAW bersabda:

Dari ’Aisyah –radhiyallahu ’anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” ’Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya.

b. Diselamatkan dari api neraka. Rosululloh SAW bersabda:

مَنْ حَافَظَ عَلَى أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَأَرْبَعٍ بَعْدَهَا حَرُمَ عَلَى النَّارِ

“Barangsiapa merutinkan shalat sunnah empat raka’at sebelum Zhuhur dan empat raka’at sesudah Zhuhur, maka akan diharamkan baginya neraka.”

Rupanya sekian dulu yang dapat saya sampaikan mengenai Macam Macam Sholat Sunnah Dan Manfaatnya, begitu juga kami sajikan pengertian shalat jamak qashar macam macam shalat awwabin dan tata caranya, shalat sunnah rawatib, pengertian sholat sunnah, waktu sholat sunnah, sholat sunnah sebelum dan sesudah shalat fardhu. semoga dengan adanya artikel kami ini dapat bermanfaat bagi kita smua.
Read More »

Bacaan Niat Dan Tata Cara Sholat Jumat Lengkap Menurut Sunnah

Niat Dan Tata Cara Sholat Jumat. Hari Jumat adalah salah satu hari raya orang Islam dan salah satu hari mulia yang telah dikhususkan oleh Allah SWT untuk umat Nabi Muhammad. Pada hari jum’at ada ibadah wajib yang dilaksanakan khusus untuk laki-laki, yaitu shalat jum’at yang dilaksanakan pada waktu tergelincirnya matahari (waktu shalat dzuhur).

Hari jumat juga adalah hari yang istimewa, karena ada amalan-amalan tertentu yang apabila dilakukan pada hari biasa tidak dihitung sebagai ibadah, seperti mandi sebelum sholat jum’at atau banyak yang menyebut sebagai mandi jum’at dan banyak amalan-amalan sunnah yang lainnya, yang harus kita laksanakan karena waktu hanya sekali tidak ada duanya jumat yang akan datang bukanlah jumat yang kemarin.

Dengan keistimewaan hari jumat itu mari kita jadikan kesempatan bagi kita semua untuk meningkatkan amal ibadah demi meraih pahala yang Alloh telah tentukan bagi seluruh umat Islam, selain dari pada melaksanakan sholat jumat seperti memperbanyak bacaan sholawat, tasbih, tahlil, tadzkir baca ayat-ayat al-Quran, besedekah, doa iftitah, terutama kita bacakan doa antara khutbah dua ketika khatib sedang duduk di situlah ada yang di namakan saatul ijabah.

Niat Dan Tata Cara Shalat Jum'at Menurut Sunnah

Lafadz Niat Sholat Jumat Arab Latin Dan Artinya

اُصَلِّيْ فَرْضَ الجُمْعَةِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً مَاْمُوْمًا لِلَّهِ تَعَالَى

Ushollii fardlol jum'ati rak'ataini mustaqbilal qiblati adaa-an ma-muuman lillaahi ta'aala.

Artinya :Aku niat melakukan shalat jum'at 2 rakaat, sambil menghadap qiblat, saat ini, menjadi mamum, karena Allah ta'ala.

Bacaan niat sholat jum'at diatas adalah khusus untuk yang menjadi makmum. Adapun jika Anda menjadi imam, maka bacaan ma'muuman diganti menjadi imaaman. Lafadz niat sholat jum'at sebagai imam selengkapnya adalah sebagai berikut:

اُصَلِّيْ فَرْضَ الجُمْعَةِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً اِمَامًا لِلَّهِ تَعَالَى

Usholli fardlol jum'ati rak'ataini mustaqbilal qiblati adaa-an imaaman lillaahi ta'aala.

Artinya :Aku niat melakukan shalat jum'at 2 rakaat, sambil menghadap qiblat, saat ini, menjadi imam, karena Allah ta'ala.

A. Ketentuan Shalat Jum'at.

1. Pengertian Shalat Jum'at.

Shalat jum'at adalah ibadah shalat yang dikerjakan pada hari jum'at sebanyak dua raka'at secara berjamaah dan dilaksanakan setelah khutbah.Shalat jum'at hukumnya adalah wajib 'ain bagi setiap laki-laki dewasa dengan syarat-syarat tertentu sebagai mana AllohSWT berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (9)

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Alloh dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui".(QS.Al-Jum'ah;9)

2. Syarat-syarat Shalat Jum'at.
Syarat shalat jum'at terbagi kepada dua bagian, yaitu wajib jum'at dan syarat sah jum'at.

a.Wajib Shalat Jum'at.
Shalat jum'at diwajibkan kepada orang yang telah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Beragama Islam
2) Merdeka (bukan hamba sahaya)
3) Balig atau sudah dewasa
4) Berakal sehat
5) Laki-laki
6) Sehat badan
7) Mukim atau penduduk tetap, bukan sedang perjalanan(musafir)

b. Syarat Sah Jum'at.
Untuk mendukung untuk sahnya shalat jum'at maka diperlukan syarat-syarat sebagai berikut:
1) Diadakan didaerah pemukiman
2) Minimal dihadiri oleh 40 orang yang memenuhi persyaratan wajib jum'at
3) Dilaksanakan secara berjamaah
4) Dilaksanakan padawaktu Zhuhur
5) Didahului oleh khutbah

3. Rukun-rukun Shalat Jum'at.
Rukun shalat jum'at sama halnya dengan rukun mengerjakan shalat Fardlu atau shalat lima waktu, hanya saja ditambah dengan rukun yang lain, yaitu:
a. Niat
b. Berdiri bagi orang yang mampu
c. Takbirotul ihram
d. Membaca surah al-Fatihah
e. Ruku dengan tuma'ninah
f. I'tidal dengan tuma'ninah
g. Sujud dua kali dengan tuma'ninah
h. Duduk diantara sujud dua dengan tuma'ninah
i. Duduk akhir
j. Membaca tasyahud akhir
k. Membaca shalawat atas Nabi SAW
l. Membaca salam pertama
m. Menertibkan rukun
n. Dikerjakan dua rakaat secara berjamaah
o. Adanya dua khutbah

4. Sunnah-sunnah Shalat Jum'at.
Adapun yang berhubungan dengan sunnah-sunnah mengerjaka shalat jum'at, antara lain :
a. Mandi sebelum melaksanakan shalat jum'at.

إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمْ إِلَى الْجُمُعَةِ فَلْيَغْتَسِلْ

"Apabila salah seorang kalian berangkat shalat Jum'at hendaklah dia mandi." (HR. Muslim)

b. Berhias dengan memakai pakaina yang bagus, rapih dan berwarna putih
c. Memakai wewangian

حَدَّثَنَا عَمَّارُ بْنُ خَالِدٍ الْوَاسِطِيُّ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ غُرَابٍ عَنْ صَالِحِ بْنِ أَبِي الْأَخْضَرِ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عُبَيْدِ بْنِ السَّبَّاقِ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ هَذَا يَوْمُ عِيدٍ جَعَلَهُ اللَّهُ لِلْمُسْلِمِينَ فَمَنْ جَاءَ إِلَى الْجُمُعَةِ فَلْيَغْتَسِلْ وَإِنْ كَانَ طِيبٌ فَلْيَمَسَّ مِنْهُ وَعَلَيْكُمْ بِالسِّوَاكِ

Sesungguhnya ini adl hari raya yg telah Allah jadikan bagi kaum muslimin. Barangsiapa menghadiri shalat jum'at hendaklah mandi, jika mempunyai minyak wangi hendaklah mengoleskannya,dan hendaklah kalian bersiwak. [HR. ibnumajah No.1088].

d. Memotong kuku, mencukur rambut, kumis, dan menyisir rambut.

Sementara yang dikeluarkan oleh Muslim dari Hadist Anas,

وقت لنا في قص الشارب وتقليم الأظفار ونتف الإبط وحلق العانة أن لا يترك أكثر من أربعين يوما

“Kami diberi (ketentuan) waktu dalam mencukur kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketiak dan mencukur rambut sekitar kemaluan. Agar tidak melebih dari empat puluh hari.”

e. Berangkat kemasjid pada awal waktu.

إِذَا كَانَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ وَقَفَتْ الْمَلَائِكَةُ عَلَى أَبْوَابِ الْمَسْجِدِ فَيَكْتُبُونَ الْأَوَّلَ فَالْأَوَّلَ فَمَثَلُ الْمُهَجِّرِ إِلَى الْجُمُعَةِ كَمَثَلِ الَّذِي يُهْدِي بَدَنَةً ثُمَّ كَالَّذِي يُهْدِي بَقَرَةً ثُمَّ كَالَّذِي يُهْدِي كَبْشًا ثُمَّ كَالَّذِي يُهْدِي دَجَاجَةً ثُمَّ كَالَّذِي يُهْدِي بَيْضَةً فَإِذَا خَرَجَ الْإِمَامُ وَقَعَدَ عَلَى الْمِنْبَرِ طَوَوْا صُحُفَهُمْ وَجَلَسُوا يَسْتَمِعُونَ الذِّكْرَ

"Jika tiba hari Jum'at, maka para Malaikat berdiri di pintu-pintu masjid, lalu mereka mencatat orang yang datang lebih awal sebagai yang awal. Perumpamaan orang yang datang paling awal untuk melaksanakan shalat Jum'at adalah seperti orang yang berkurban unta, kemudian yang berikutnya seperti orang yang berkurban sapi, dan yang berikutnya seperti orang yang berkurban kambing, yang berikutnya lagi seperti orang yang berkurban ayam, kemudian yang berikutnya seperti orang yang berkurban telur. Maka apabila imam sudah muncul dan duduk di atas mimbar, mereka menutup buku catatan mereka dan duduk mendengarkan dzikir (khutbah)." (HR. Ahmad dalam Musnadnya no. 10164)

f. Memperbanyak membaca al-Qur'an dan dzikir sebelum khutbah dimulai.

أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ، فَقَالَ: فِيْهِ سَاعَةٌ لاَ يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ، وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّيْ، يَسْأَلُ اللهَ تَعَالَى شَيْئًا إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ، وَأَشَارَ بِيَدِهِ يُقَلِّلُهَا.

"Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebut hari Jum'at, lalu menyatakan, 'Di dalamnya terdapat satu saat yang tidaklah seorang hamba muslim menepatinya dalam keadaan 'berdiri melaksanakan shalat' untuk memohon sesuatu kepada Allah, melainkan Allah mengabulkan permintaannya,seraya mengisyaratkan dengan tangannya bahwa waktunya cuma sebentar." (Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab al-Jumu'ah, Bab as-Sa'ah al-Lati fi Yaum al-Jumu'ah 2/415, no. 935; Muslim, Kitab al-Jumu'ah, Bab as-Sa'ah al-Lati fi Yaum al-Jumu'ah 2/583, no. 852.)

g. Memperbanyak do'a dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW

إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ قُبِضَ وَفِيهِ النَّفْخَةُ وَفِيهِ الصَّعْقَةُ فَأَكْثِرُوا عَلَيَّ مِنْ الصَّلَاةِ فِيهِ فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَيَّ

"Sesungguhnya di antara hari kalian yang paling afdhal adalah hari Jum'at. Pada hari itu Adam diciptakan dan diwafatkan, dan pada hari itu juga ditiup sangkakala dan akan terjadi kematian seluruh makhluk. Oleh karena itu perbanyaklah shalawat di hari Jum'at, karena shalawat akan disampaikan kepadaku…." (HR. Abu Dawud, Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, dan al Hakim dari hadits Aus bin Aus)

B. Ketentuan Khutbah Jum'at.
Khutbah dalam shalat jum'at adalah termasuk bagian dari rukun shalat jum'at.Maka oleh karena itu. khutbah shalat jum'at harus memenuhi syarat dan rukun yang telah ditetapkan.

1. Syarat Khutbah
a. Dilakukan setelah masuk shalat Zhuhur
b. Dilakukan dengan berdiri bagi khatib yang mampu.
 c. Duduk sejenak diantara dua khutbah
d. Khatib suci dari hadats dan najis
e. Khatib menutup aurat
f. Berturut-turut antar khutbah dengan shalat jum'at, dan diantara kalimat-kalimat dalam rukun khutbah
g. Dapat didengar oleh jama'ah
h. Rukun khutbah menggunakan bahasa arab

2. Rukun Khutbah.
a. Membaca hamdalah
b. Membaca shalawat
c. Berwasiat taqwa kepada jama'ah baik urusan dunia maupun akherat
d. Membaca ayat al-Qur'an pada sala satu dua khutbah
e. Mendo'akan orang-orang mukmin laki-laki ataupun perempuan pada khutbah kedua

3. Sunnah-sunnah Khutbah Jum'at.
a. Tertib rukun-rukun khutbah.
b. Dilakukan diatas mimbar atau tempat yang tinggi.
c. Memberi salam diawal khutbah
d. Mengumandangkan adzan sebelum khutbah.
e. Khutbah dilakukan dengan suara keras, tegas, jelas dan mudah dipahami.
f. Khatib tidak boleh melirik kekiri atau kekanan, tetap manghadap jama'ah.
g. Membaca surat al-Ikhlas padawaktu duduk diantara dua khutbah
h. Para jama'ah mendengarkan dan merenungkan isi khutbah

C. Membiasakan Shalat Jum'at.
Umat Islam tidak diperkenankan untuk meninggalkan shalat jum'at kecuali ada halangan, seperti sakit atau sedang berada dalam perjalanan. Meninggalkan shalat jum'at berarti telah berbuat dosa kepada Alloh SWT. Kebiasaan meninggalkan shalat jum'at akan mengakibatkan hati ntertutup dan akan dimasukan oleh Alloh SWT kepada golongan orang-orang yang lalai. Rosululloh SAW bersabda:

لَيَنْتَهِيَنَّ أَقْوَامٌ عَنْ وَدْعِهِمُ الْجُمُعَاتِ أَوْ لَيَخْتِمَنَّ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ ثُمَّ لَيَكُونُنَّ مِنَ الْغَافِلِينَ

Artinya :“Hendaklah orang yang suka meninggalkan shalat jumat menghentikan perbuatannya. Atau jika tidak Allah akan menutup hati-hati mereka, kemudian mereka benar-benar akan tergolong ke dalam orang-orang yang lalai.” (HR. Muslim no. 865)

Begitulah yang dapat Saya sampaikan mengenai niat dan tata cara  sholat jumat menurut sunnah, begitu juga kami sajikan dalam artikel ini, teks khutbah jumat, niat sholat jumat,  rukun sholat jumat, hadist sholat jumat, hukum sholat jumat bagi wanita, sholat sunah sebelum sholat jumat, cara sholat tahajud, sholat dhuha, sholat istikharah, dan masih banyak yang lainnya, maka terus saja update di sini.
Read More »

Bacaan Doa Iftitah dan Artinya Yang Benar Dalam Shalat

Bacaan Doa Iftitah dan Artinya Yang Benar Dalam Shalat - Do'a iftitah adalah merupakan salah satu Do'a yang pertama kali kita baca dalam melaksanakan ibadah shalat sesudah takbiratul ihram, baik itu sahalat wajib maupun sunnat sekalipun shalat sunnatnya seperti shalat 'Id yang banyak mengucapkan takbirnya tetap do'a iftitah harus kita baca.

Adapun kedudukan membaca do'a iftitah itu adalah sunnat, akan tetapi hukum sunnat itu kalau antara takbiratul ihram dengan do'a iftitah tidak terpisah dengan bacaan apapun, tapi kalau seandainya terpisah dulu dengan bacaan sekalipun bacaan itu ada kaitannya dengan shalat seperti baca amiin, maka membaca do'a iftitah adalah hukumnya mubah tidak akan mendapatkan pahala, lebih baik kita tinggalkan saja jangan dibaca.

Maka untuk itu ketika kita akan membacakan doa iftitah ketika sedang melaksanakan sholat maka seharusnya beres mengucapkan takbiratul ihrom langsung dengan bacaan sholat doa iftitah, namun harus bernafas dulu jangan di washol(sambung) antara takbirnya dengan bacaan doa iftitah, bahkan untuk lebih jelasnya hukum membaca doa iftitah dalam sholat bisa anda simak di bawah ini:

Bacaan Doa Iftitah dan Artinya Yang Benar Dalam Shalat

Dalam pandangan Madzhab Imam Syafi’i, kesunatan-kesunatan dalam melaksanakan shalat dibagi menjadi dua bagian: sunnah ab’adh dan haiat.

Kesunatan-kesunatan shalat yang sifatnya ab’adh merekomendasikan (masih disunnatkan) sujud sahwi apabila ditinggalkan baik sengaja maupun lupa seperti membaca qunut ketika selesai i’tidal pada waktu rekaat kedua dalam shalat Subuh dan rekaat terakhir shalat witir pada tanggal 16 Ramadhan ke atas, atau meninggalkan tahiyat awal. Kedua hal itu (qunut dan tahiyat awal) merupakan sunnah ab’adh dalam shalat.

Sementara sunnah-sunnah haiat tidaklah demikian, artinya apabila kesunatan-kesunatan ini tidak dilakukan (ditinggalkan), tidak dianjurkan (disunatkan) untuk sujud sahwi. Keterangan ini dapat dijumpai dalam kitab-kitab fiqih madzhab syafi’i seperti Fath Al-Qarib, Fath al-Mu’in dan lain-lain.

Redaksi kata do’a iftitah memang cukup banyak diantaranya adalah yang sering diamalkan oleh warga Nahdhiyyin dengan mengacu kitab al-Adzkar lin-Nawawi adalah sebagai berikut:

اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. إِنِّىْ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. إِنَّ صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. لاَشَرِيْكَ لَهُ وَبِذلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
.
Allaahu Akbaru kabiiraw-walhamdu lillaahi katsiiran, wa subhaanallaahi bukrataw-wa’ashiila. Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas-samaawaati wal ardha haniifam-muslimaw-wamaa anaa minal musyrikiina. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi Rabbil ‘aalamiina. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa anaa minal muslimiina.

Artinya :Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya. Segala puji yang sebanyak-banyaknya bagi Allah. Maha Suci Allah pada pagi dan petang hari. Aku menghadapkan wajahku kepada Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan dan kepasrahan diri, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang menyekutukan-Nya. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah kepunyaan Allah, Tuhan semesta alam, yang tiada satu pun sekutu bagi-Nya. Dengan semua itulah aku diperintahkan dan aku adalah termasuk orang-orang yang berserah diri (muslim).

Selain redaksi diatas, sebenarnya masih ada beberapa redaksi do’a iftitah lain yang tidak perlu dipermasalahkan karena mengacu kepada riwayat-riwayat yang jelas sumber dan rujukannya.

Itulah yang dapat Saya sampaikan mengenai bacaan Do'a Iftitah Dan Artinya yang benar dalam shalat, begitu juga kami sajikan, doa setelah sholat wajib bacaan doa iftitah dalam sholat, macam-macam doa iftitah dan artinya, arti doa iftitah allahumma baid, Doa Buka Puasa, Doa Sahur dan masih banyak yang lainnya makanya terus update di sini.
Read More »

Pengertian Shalat Sunnah Awwabin dan Cara Pelaksanaannya

Shalat Sunnah Awwabin. Secara harfiah ( bahasa) kata "awwabin" berarti kembali kepada Alloh dengan bertaubat dan beristigfar. Sedangkan yang dimaksudkan shalat awwabin adalah setiap shalat sunah yang dijalankan di antara waktu Magrib dan Isya'.

Makna' ini di dasarkan dalam hadits dari Muhammad bin al-Mukadir bahwa Rosululloh SAW bersabda, " Sesungguhnya shalat apa pun yang di kerjakan antara waktu Magrib dan Isya' disebut sebagai shalat awwabin."

Sebagai mana hadits Nabi dalam Kitab Al-Ba'its al-Katsir karya Ibnu katsir.hal.48
Artinya: "Sesungguhnya shalat apa pun yang dikerjakan antara waktu Magrib dan Isya' disebut sebagai shalat Awwabin."

Pengertian Shalat Sunnah Awwabin dan Cara Pelaksanaannya

Meski termasuk sebagai hadits mursal, namun hadits ini digunakan Imam Hanafi, Maliki dan Hambali. Dan juga mayoritas Ulama ahli hadits menggunakannya sebagai hujah (dasar/argumen)

DALIL HADITS DAN ATSAR SHOLAT SUNNAH AWWABIN :

Memang ada riwayat dari Ibnul-Munkadir yang dibawakan oleh Ibnu Jarir Ath-Thabari dalam Tafsir-nya secara marfu’ yang menafsirkan shalat awwabin dengan shalat (sunnah) yang dilakukan antara Maghrib dan ‘Isya’. Riwayat tersebut adalah :

حدثنـي يونس، قال: أخبرنا ابن وهب، عن أبـي صخر حميد بن زياد، عن ابن الـمنكدر يرفعه فإنّهُ كان للأَوّابِـينَ غَفُورا قال: الصلاة بـين الـمغرب والعشاء

“Telah menceritakan kepadaku Yunus, ia berkata : Telah mengkhabarkan kepada kami Ibnu Wahb, dari Abu Shakhr Humaid bin Ziyad, dari Ibnul-Munkadir secara marfu’ tentang firman Allah : “Sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat” ; yaitu : shalat sunnah antara maghrib dan ‘isya’” [lihat Tafsir Ath-Thabari QS. Al-Isra’ : 25].

 وَقَدْ وَرَدَ : مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَحْفَظَ اللهُ عَلَيْهِ إِيْمَانَهُ فَلْيُصَلِّ رَكْعَتَيْنِ بَعْدَ سُنَّةِ الْمَغْرِبِ يَقْرَأُ فِيْ كُلِّ رَكْعَةٍ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ سِتَّ مَرَّاتٍ وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ مَرَّةً . قَالَ فِي الْمَسْلَك : فَإِذَا سَلَّمَ رَفَعَ يَدَيْهِ وَقَالَ بِحُضُوْرِ قَلْبٍ:
.
Barang siapa yang ingin dipelihara imannya oleh Alloh SWT maka Sholatlah 2 rakaat setelah sholat sunnah ba’da Maghrib dan membaca di setiap rakaatnya :surat Al Fatihah 1x , Al Ikhlas 6x , Al Falaq 1x dan An Naas 1x.dan bila mana setelah salam maka angkatlah kedua tangan dengan khusu' sambil membaca do'a

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَوْدِعُكَ إِيْمَانِيْ فِيْ حَيَاتِيْ وَعِنْدَ مَمَاتِيْ وبَعْدَ مَمَاتِيْ فَاحْفَظْ عَلَيَّ إنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ثَلاَثًا

ALLOHUMMA INNI ASTAUDI’UKA IMAANI FI HAYAATI WA ‘INDA MAMAATI WA BA’DA MAMAATI FAHFADHU ‘ALAIYYA INNAKA ‘ALAA KULLI SYAI’IN QODIIR (3X)

“Ya Allah, Aku titipkan kepada-Mu imanku di dalam hidupku, dan ketika matiku, dan setelah matiku, maka jagalah dia untukku. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”.

وَقَالَ فِيْ حَيَاةِ الْحَيَوَانِ : وَرَدَ أَنَّ مَنْ صَلَّى بَعْدَ سُنَّةِ الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ كُلَّ لَيْلَةٍ يَقْرَأُ فِيْ كُلِّ رَكْعَةٍ : فَاتِحَةَ الْكِتَابِ وَآيَةَ الْكُرْسِيِّ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ. فَإِذَا سَلَّمَ مِنْهُمَا صَلَّى عَلَى النَّبِيِّ عَشْرًا، وَقَالَ ثَلاَثًا - اَللهُمَّ أَسْتَوْدِعُكَ دِيْنِيْ فَاحْفَظْهُ عَلَيَّ فِيْ حَيَاتِيْ وَعِنْدَ مَمَاتِيْ وَبَعْدَ وَفَاتِيْ - ، أَمِنَ سُوْءَ الْخَاتِمَةِ

وَوَرَدَ مَنْ صَلَّى بَعْدَ الْمَغْرِبِ فِيْ لَيْلَةِ الْجُمْعَـةِ رَكْعَتَيْنِ يَقْـرَأُ فِيْ كُلٍّ مِنْهُمَا بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ مَرَّةً وَاحِدَةً ، وَإِذَا زُلْزِلَت خَمْسَ عَشْرَةَ مَرَّةً، هَوَّنَ اللهُ عَلَيْهِ سَكَرَاتِ الْمَوْتِ، وَأَعَاذَهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَيَسَّرَ لَهُ الْجَوَازَ عَلَى الصِّرَاطِ

وفي رواية مَنْ صَلَّى بَعْدَ الْمَغْرِبِ سِـتَّ رَكَعَاتٍ لَمْ يَتَكَلَّمْ فِيْهَا بَيْنَهُنَّ بِسُـوْءٍ عَدَلْنَ لَهُ عِبَادَةَ ثِنْتَي عَشْـرَةَ سَنَةً . رواه ابن ماجه وابن خزيمة فى صحيحه والترمذى

وَرُوِيَ عَنْ عَبْدِ الله بن عُمَرَ رَضِيَ الله تَعَالَى عَنْهُمَا أَنَّه قَالَ : قُلْتُ : يَارَسُوْلَ اللهِ عَلِّمْنِيْ شَيْئًا يَحْفَظُ اللهُ بِهِ عَلَيَّ اْلإِيْمَانَ حَتَّى أَلْـقِيَ رَبِّيْ عَزَّ وَجَلَّ ،فَقَالَ : صَلِّ كُلَّ لَيْلَةٍ رَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ (وفي رواية بعد سنة المغرب) قَبْلَ أَنْ تَتَكَلَّمَ ، تَقْرَأُ فِيْ كُلِّ رَكْعَةٍ مِنْهُمَا فَاتِحَةَ الْكِتَابِ مَرَّةً وَسُوْرَةَ الْقَدْرِ مَرَّةً وَسُوْرَةَ اْلإِخْلاَصِ سِتَّ مَرَّاتٍ وَقُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ مَرَّةً وَقُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ للنَّاسِ مَرَّةً وَتُسَـلِّمُ مِنْهُمَا، فَـإِنَّ اللهَ تَعَالَى يَحْفَظُ عَلَيْكَ اْلإِيْمَانَ حَتَّى تُوَافِيَ الْقِيَامَة

وَوَرَدَ : مَنْ صَلَّى بَيْنَ الْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ عِشْرِيْنَ رَكْعَةً بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ . رواه ابن ماجه
.
HUKUM MENGERJAKAN SHALAT AWWABIN

Apakah shalat Awwabin disyariatkan ? :
“Tidak ada perbedaan pendapat dikalangan fuqaha (para ahli fiqih) bahwa menghidupkan (dengan shalat) antara maghrib dan isya adalah sunnah. Menurut Syafi’iyah dan Malikiyah kesunnahannya sampai derajat sunnah muakkadah. Dan kalangan Hanabilah menguatkannya.

BILANGA RAKA'AT SHALAT AWWABIN
Berapa jumlah raka’atnya ?
Para ulama berbeda pendapat tentang jumlah raka’at shalat yang dianjurkan untuk dikerjakan pada shalat Awwabin/ ba’da Maghrib.

Pendapat sebagian ulama mengatakan bahwa yang dianjurkan untuk dikerjakan antara dua shalat (maghrib dan isya) adalah 6 raka’at, ini adalah pendapat Abu Hanifah, dan ini pula pendapat yang rajih dari mazhab Hanabilah. Dalil yang digunakan adalah dalil dari Ibnu Umar diatas (“Barangsiapa yang shalat 6 raka’at setelah maghrib maka akan ditulis sebagai golongan Awwabin).

Kalangan mazhab Syafi’iyah berpendapat bahwa paling sedikit ia dikerjakan dua raka’at dan yang paling banyak 20 raka’at. Dalilnya yang digunakan adalah sebuah hadits "Barangsiapa shalat 20 rakaat setelah maka Allah mambangun rumah di sorga untuknya." (HR Tirmidzi)

Sedangkan kalangan Mazhab Malikiyah tidak membatasi jumlah raka’atnya, namun yang terbaik menurut mazhab ini adalah dikerjakan sebanyak 6 raka’at.

Sedangkan sebagian ulama lainnya menolak pembatasan shalat ini menjadi bilangan tertentu. Mereka menganggap hal ini tidak perlu dilakukan karena hadits-hadits yang menerangkan pembatasan jumlah raka’at shalat sunnah antara Maghrib dan Isya semuanya lemah.

Bagaimana dengan kalangan yang mempermasalahkan kesahihan hadits-hadits bilangan shalat ini?
Harus diakui bahwa hadits yang menyatakan jumlah bilangan tertentu raka’at dari shalat ini semua dha’if. Sehingga sebagian ulama kemudian menolak mengamalkan shalat sunnah ini melebihi dua raka’at.
Namun mayoritas ulama berpendapat bahwa hadits-hadits dha’if tersebut dipandang bukan sebagai hadits ahkam (hukum) yang melandasi sebuah amalan, dalam hal ini shalat Awwabin, tetapi hanya sebagai fadhilahnya.

Diantaranya apa yang dijelaskan oleh Imam Shaukani dalam Nailul Autar setelah menyebutkan hadist-hadist tentang bilangan raka’at shalat ba’diyah maghrib ini, beliau menjelaskan hadist-hadistnya memang semuanya dha’if (lemah), namun semuanya bermakna penganjuran memperbanyak shalat sunnah ini.

TATA CARA PELAKSANAAN SHALAT AWWABIN

Sedangkan cara mengerjakan shalat awwabin adalah sebagaimana shalat-shalat sunnah yang lainnya hanya saja berbeda pada lafazd niatnya.

NIAT SHOLAT AWWABIN :

أُصَلِّي سُنَّةَ اْلأَوَّابِيْنَ ِللهِ تَعَالَى

USHOLLII SUNNATAL AWWABIN LILLAAHI TA’ALAA

Itulah yang dapat saya sampaikan mengenai mas'alah shalat awwabin dan cara pelaksanaannya, begitu juga kami sebelumnya telah berbagi pengertian rukun iman, tata cara sholat tahajud, sholat dhuha, shalat istikharah, sholat tasbih dan masih banyak lagi yang lainnya, semoga bermanfaat bagi kita semua.
Read More »

Bacaan Doa Untuk Orang Ulang Tahun Anak Lengkap

Bacaan Doa Untuk Orang Ulang Tahun Anak - Ulang tahun adalah merupakan hal yang sangat penting bagi kita semua, sebab ulang tahun memiliki banyak manfaat bagi kehidupan kita semua, asal cara pelaksanaan ulang tahunnya esuai dengan ajaran Agama Islam, jangan sampai berlebihan seperti menyalakan lilin lalu di tiup dimatikan kembali.

Dengan diadakannya ulang tahun kita bisa mewujudkan rasa syukur kepada Alloh SWT yang telah memberikan banyak nikmat siang maupun malam terutama nimat panjang umur serta di iringi dengan kesehatan lahir dan batin, makanya dalam acara ulang tahun harus diisi dengan kegiatan keagamaan, seperti siraman rohani dll..

Biasanya pada acaraulang tahun kita mengundang sahabat-sahabat untuk menyaksikan acara ulang tahun sambil memberikan doa ulang tahun selamat panjang umur dan sehat selalu dan di berikan keberkahan, uang tahun kebiasaan dilaksanakan untuk usia anak mudan atau balita padahal tidak ada salahnya untuk orang dewasa juga.

Bacaan Doa Untuk Orang Ulang Tahun Anak

Nah untuk itu kami di sini akan berbagi bacaan doa ulang tahun untuk anak atau orang dewasa dalam tulisan bahasa arab latin lengkap dengan artinya guna untuk memberikan doa pada acara ulang tahun tenam-teman atau siapa saja, berikutbacaan doa ulang tahun seperti di bawah ini:

Doa Ulang Tahun Mohon Kemuliaang (Keluarga)

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا


ROBBANAA HABLANAA MIN AZWAAJINAA WA DZURRIYYAATINAA QURROTA A'YUNI WAJ-'ALNAA LILMUTTAQIINA IMAAMA

Artinya : Ya Tuhan kami, Anugerahkanlah kepada kami, istri-istri kami dan anak cucu kami sebagai penyenang hati kami, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.

Doa Ulang Tahun Mohon Keselamatan dan Kesejahteraan

اَللهُمَّ اِنَّا نَسْأَلُكَ سَلاَمَةً فِى الدِّيْنِ وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ


ALLOOHUMMA INNAA NAS-ALUKA SALAAMATAN FID DIINI WA 'AAFIYATAN FIL JASADI WA ZIYAADATAN FIL 'ILMI WA BAROKATAN FIR RIZQI WA TAUBATAN QOBLAL MAUTI WA ROHMATAN 'INDAL MAUTI WA MAGHFIROTAN BA'DAL MAUTI

Artinya : Ya Allah kami memohon kepadaMu keselamatan dalam agama, dan kesejahteraan/kesegaran pada tubuh dan penambahan ilmu, dan keberkahan rizqi, serta taubat sebelum mati dan rahmat di waktu mati, dan keampunan sesudah mati.


Doa Ulang Tahun Mohon Anak Sholeh

رَبِّ هَبْلِيْ مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً اِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاءِ


ROBBI HABLII MIN LADUNKA DZURRIYYATAN THOYYIBATAN INNAKA SAMII'UD DU'AA-I

Artinya :Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar Doa.

Demikian yang dapat kami sajikan bacaan doa untuk orang ulang tahun anak arab latin dan artinya, seperti sebelumnya kami telah berbagi bacaan doa-doa tata cara sholat, bacaan niat sholat lima waktu dan masih banyak lagi yang lainnya. Semoga dengan adanya artikel kami ini dapat bermanfaat bagikita semua.
Read More »

Tata Cara Niat Bacaan Doa Shalat Istkharah Lengkap Dengan Artinya

Tata Cara Niat Dan Bacaan Doa Shalat Istkharah Lengkap Dengan Artinya.Dalam kehidupan kita pasti sering mempunyai rencana yang belum tau apakah bagus atau tidaknya yang sering membuat kita bingung bahkan ragu - ragu untuk memilih dan memutuskan. Misalanya ketika kita harus memilih siapa yang lebih cocok untuk jodoh kita, memilih kemana melanjutkan sekolah, atau pun perusahaan mana untuk bekerja kan itu semuanya baru rencana, tidak tau pasti.

Nah untuk memecahkan kebimbangan itu dengan kasih sayangNya Allah SWT melalui Rasulullah SAW memberikan solusi kepada kita semua yaitu dengan cara melaksanakan Shalat Istikharah supaya kita berada dalam shirot (jalan) yang terbaik dan mendapatan ridhoNYA serta hikmah dan manfaat juga fadhilah buat kita yang melaksanakannya.

Sholat Istikharah adalah merupakan sholat sunnah yang mesti harus dikerjakan untuk meminta petunjuk kepada Allah dalam menentukan semua pilihan kita agar ada dalam kesuksesan dunia maupun akherat. Secara logika kita bisa menentukan mana yang baik, dan mana yang tidak baik , namun kita sebagai manusia selalu menginginkan yang terbaik, maka sudah seharusnya kita terlebih dahulu meminta petunjuk kepada Al Hadii ( Yang Maha Pemberi Petunjuk).

Tata Cara Sholat Istkharah Lengkap Dengan Doa Serta Bacaannya

Waktu yang baik untuk Sholat Istikharah
Pada dasarnya shalat istikharah dapat dilaksanakan kapan saja, asal jangan pada waktu-waktu yang terlarang untuk melaksanakan shaolat. Namun dianjurkan untuk melaksanakan sholat itu pada waktu sepertiga malam terakhir seperti Sholat Tahajud karena kalau dilakukan pada keheningan malam karena berpotensi lebih dapat mendatangkan kekhusyukan dan disaat itu ada yang dinamakan sa'atul ijabah.

Tata Cara Sholat Istikharah
Shalat istikharah boleh dikerjakan paling sedikit dua rakaat atau hingga dua belas rakaat (enam salam).Tata cara atau kaifiyatnya sama dengan shalat fardhu, cuma yang membedakan hanya pada niatnya saja yaitu dengan kata:

اُصَلِّى سُنَّةَ اْلاِسْتِخَارَةِ رَكْعَتَيْنِ ِللهِ تَعَالَى

Ushalli sunatan istikharati rok,ataini lillahi ta'alaa

Artinya : Niat saya sholat sunat istikharah dua raka'at karena Alloh Ta'alaa

Sesudah membaca Al-Fatihah pada rakaat yang pertama, diutamakan membaca Surah Al-Kafiruun (1 kali). Lalu untuk rakaat kedua sesudah membaca Al-Fatihah , diutamakan membaca 1 Surah Al-Ikhlas (1 kali). namun untuk surah yang lain tetap diperbolehkan dibaca sesudah membaca surah Al-Fatihah, baik pada rokaat pertama dan kedua.

Setelah salam jangan dulu kemana-mana langsung berdo'a yang khusus dibaca sesudah shalat istikharah kemudian memohon petunjuk dan mengutarakan masalah yang dihadapi.

Dalam hadits  do'a setelah sholat istikharah dari Jabir r.a

"Ya Allah, aku memohon petunjuk kebaikan kepada-Mu dengan ilmu-Mu. Aku memohon kekuatan dengan kekuatan-Mu. Ya Allah, seandainya Engkau tahu bahwa masalah ini baik untukku dalam agamaku, kehidupanku dan jalan hidupku, jadikanlah untukku dan mudahkanlah bagiku dan berkahilah aku di dalam masalah ini. Namun jika Engkau tahu bahwa masalah ini buruk untukku, agamaku dan jalan hidupku, jauhkan aku darinya dan jauhkan masalah itu dariku. Tetapkanlah bagiku kebaikan dimana pun kebaikan itu berada dan ridhailah aku dengan kebaikan itu". (HR Al Bukhari)

Doa Sholat Istikharah

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ. اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ -وَيُسَمَّى حَاجَتَهُ- خَيْرٌ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ فَاقْدُرْهُ لِيْ وَيَسِّرْهُ لِيْ ثُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْهِ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ شَرٌّ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ فَاصْرِفْهُ عَنِّيْ وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِيْ بِهِ

Artinya :“Ya Allah hamba memohon agar Tuhan memilihkan mana yang baik menurut Engkau Ya Allah. Dan hamba memohon Tuhan memberikan kepastian dengan ketentuan-Mu dan hamba memohon kemurahan Tuhan yang Besar lagi Agung karena sesungguhnya Tuhan yang Berkuasa sedang hamba tidak tahu dan Tuhanlah yang amat mengetahui segala sesuatu yang masih tersembunyi. Ya Allah, jika Tuhan mengetahui, bahwa persoalan ini (sebutkan permasalahan yang anda hadapi) baik bagi hamba, dan baik pula akibatnya bagi hamba, maka berilah perkara ini kepada hamba, dan mudahkanlah ia bagi hamba, kemudian berikanlah keberkahan bagi hamba, dan penghidupan hamba, dan jika tidak baik akibatnya bagi hamba, maka jauhkanlah ini dari hamba dan jauhkanlah hamba dari padanya. Dan berilah hamba orang yang rela atas anugrah-Mu

Sesudah berdo'a lalu perbanyaklah baca Surat Al'Alaq ayat kelima yaitu:

'Allamal intsaana maa lam ya'lam.

Artinya: Dia mengajarkan kepadamanusia apa yang tidak diketahuinya.

Sholat Sunah Istikharah ini sebaiknya dilaksanakan 3 malam atau 7 malam berturut turut sampai anda sudah diberikan petunjuk oleh Alloh atas apa yg harus anda lakukan atau apa yang harus dipilih. Untuk tambahan juga anda bisa menambahkan Sholat Sunah Hajat dan jangan lupa untuk mengerjakan Shalat wajib 5 waktu karena hal tersebut lah yang menjadi kewajiban anda.

Sudah menjadi kebiasaan bagi kebanyakan orang bahwa setelah Shalat istikharah biasanya akan mendapat petunjuk melalui mimpi, meskipun hal itu tidak salah namun tidak selamanya benar karena bisa jadi mimpi itu memang sebagai pentunjuk dan datang dari Allah SWT, tapi tidak menutup kemungkinan mimpi juga bisa datang dari syetan yang sengaja menggoda.

Itula yang dapat Saya sampaikan mengenai Tata Cara Sholat Istkharah Lengkap Dengan Doa Serta Bacaannya Yang Benar, begitu juga kami sajikan tata cara shalat istikharah jodoh, niat shalat istikharah dan doanya, doa shalat istikharah, sholat taubat, Sholat Tahajud, dan masih banyak lagi yang lainnya, semoga dapat membawa manfaat bagi kita semua dan dihasilkan semua apa yang kita inginkan.Amiiin
Read More »